Cara Menanam Padi

Bismillahirrahmanirrahim, Di beberapa negara, padi adalah tanaman yang sangat penting. Ia menjadi makanan pokok atau sumber karbohidrat bagi mayoritas masyarakatnya. Termasuk di Indonesia, beras juga menjadi salah satu dari sembilan bahan pokok (SEMBAKO). Untuk itu Anda harus tahu cara menanam padi yang benar.

Kandungan beras yang kaya akan karbohidrat dan beberapa zat gizi penting, serta memiliki efek kenyang merupakan beberapa alasan mengapa banyak masyarakat di berbagai negara yang menjadikan beras sebagai makanan pokok.

Oleh karena itu, perkembangan teknologi pertanian terkait dengan cara menanam padi senantiasa dikembangkan oleh negara-negara seperti Indonesia dan Jepang. Bahkan di Jepang, menanam padi tidak hanya dilakukan di area persawahan, namun bisa dilakukan di atap-atap gedung pencakar langit. Mereka ibaratnya menyatukan alam dan modernitas yang senantiasa berkembang pesat.

Cara Menanam Padi Yang Benar Sampai Panen

Bagi Anda yang ingin bertani padi, maka artikel ini sangat pas buat Anda. Disini akan dijelaskan secara detail bagaimana cara menanam padi, baik dengan sistem hidroponik, menanam padi organik, maupun yang konvensional di sawah. Berikut langkah-langkah menanam padi.

1. Menyiapkan Media Tanam

Menyiapkan media tanam padi

Cara menanam padi di sawah secara umum akan dimulai dengan tahapan mempersiapkan sawah sebagai media tanam. Anda pastinya harus memiliki lahan yang cukup besar jika ingin bisnis pertanian padi ini untung besar.

Pertama-tama adalah bersihkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan untuk menanam padi dari rumput liar dan gulma. Jika rumput liar masih ada dalam proses penanaman, maka padi tidak akan dapat tumbuh dengan baik, karena akan berbagi nutrisi dengan tanaman liar tersebut.

Kemudian, gemburkan tanah atau lakukan pembajakan. Menggemburkan tanah ini bertujuan untuk menjadikan tekstur tanah sebagai tempat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman padi. Kemudian alirkan air di tanah tersebut hingga ketinggian 10 cm. Lalu, diamkan selama kurang lebih 2 mingguan. Adanya air akan dapat menetralisir berbagai racun yang mungkin ada di dalam tanah.

Selain media tanam tanah, dalam perkembangan saat ini, padi juga bisa ditanam secara hidroponik. Cara menanam padi hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas sebagaimana persawahan. Sistem hidroponik selain tidak membutuhkan area yang luas, juga tidak terlalu banyak membutuhkan air. Sehingga sangat cocok dijadikan alternatif cara menanam padi di daerah yang sedikit air.

Baca juga: Cara menanam jahe merah

2. Menyiapkan Bibit Unggul

Menyiapkan bibit padi yang unggul

Tahapan ini sangatlah penting. Kegagalan dalam pemilihan benih unggul, berdampak pada kegagalan panen. Upaya yang cukup lama dalam proses menanam dan merawat padi akan sia-sia.

Cara memilih bibit padi yang unggul adalah dengan mengambil sampel benih (sekitar 100 butir benih), kemudian direndam dalam air sekitar 2 jam. Jika ada lebih dari 90% butir benih mengeluarkan kecambah, maka benih tersebut dapat dikatakan sangat baik dan layak untuk ditanam. Namun jika kurang dari 90%, maka berlaku sebaliknya. Benih tersebut jika dipaksakan untuk ditanam, maka tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

3. Persemaian

Sumber: 8villages.com

Sebelum dilakukan penanaman, benih padi harus ditumbuhkan terlebih dahulu hingga terbentuk daun sekitar 3-4 helai. Proses ini dinamakan persemaian. Lahan yang digunakan bisa mengambil sebagian lahan yang akan digunakan untuk menanam.

Lama persemaian biasanya sekitar 12 hingga 14 hari. Media tanamnya sama yakni tanah yang gembur dan berlumpur dengan genangan air sekitar 10 cm.

4. Penanaman

Cara menanam padi organik
Sumber: republika.co.id

Benih-benih yang sudah melalui proses persemaian 14 hari, siap untuk dipindahkan ke lahan yang sesungguhnya. Dalam satu lubang tanam, biasanya bisa dimasukkan dua bibit padi. Jika lebih dari dua bibit, dikhawatirkan padi tidak tumbuh dengan baik karena terlalu banyak yang berebut nutrisi dalam satu lubang.

Dalam proses penanaman, perlu Anda perhatikan kedalaman tanam. Biasanya sekitar 10-15 cm dan tidak tegak lurus, namun membentuk huruf L. Tujuannya agar akar padi tidak mudah lepas. Umumnya proses penanaman dilakukan dua kali dalam setahun, artinya padi bisa dipanen sebanyak dua kali dalam setahun.

5. Perawatan Lahan

Perawatan lahan padi
Sumber: mesinpertanian.id

Ada tiga metode yang harus dilakukan dalam tahap perawatan lahan. Yakni penyiangan, pengairan dan pemupukan. Tiga cara ini dilakukan secara berkala. Penyiangan adalah upaya membersihkan tanaman-tanaman liar yang ada di sekitar tanaman padi. Upaya ini bisa Anda lakukan tiap dua minggu sekali.

Pengairan diberikan sesuai kebutuhan. Intinya Anda harus memastikan bahwa sawah tidak kekurangan air dan juga tidak kelebihan air. Pada proses penanaman pertama, ketinggian air berkisar 10 cm di atas permukaan tanah. Berikutnya tidak harus 10 cm, pastikan saja tanah tidak menunjukkan keringnya air atau upayakan tetap terlihat lembek.

Sedangkan pemupukan dilakukan dua kali. Pertama adalah satu minggu setelah penanaman. Pupuk yang digunakan adalah urea dengan takaran 100 kg tiap hektar sawah. Dan pupuk TPS dengan takaran 50 kg tiap hektar. Kedua, saat usia padi mencapai 25-30 hari, maka dilakukan pemupukan jenis urea dengan dosis 50 kg tiap hektar dan phonska dengan dosis 100 kg tiap hektar.

6. Pencegahan Dari Hama dan Penyakit

Pencegahan padi dari hama dan penyakit
Sumber: republika.co.id

Banyak sekali contoh kasus kegagalan panen padi dikarenakan serangan hama penyakit. Jika ini terjadi, maka pasti kerugian besar akan menimpa Anda. Maka perlu diperhatikan bagaimana cara mencegah tanaman padi kita dari ancaman hama dan penyakit.

Langkah pencegahan tergantung jenis hama dan penyakit apa yang perlu diantisipasi. Secara umum, penggunaan pestisida sampai saat ini dikenal sebagai cara yang efisien dan cukup ampuh dalam mencegah berbagai macam penyakit tanaman. Sedangkan serangan hama seperti burung pemakan padi, bisa menggunakan cara konvensional orang-orangan sawah. Tidak membasmi ular yang terlihat di sekitar sawah juga bisa dikatakan langkah pencegahan terhadap hama, karena ular akan memakan tikus yang merupakan salah satu hama tanaman.

Baca juga: Cara menanam jagung

7. Panen

Cara menanam padi sampai panen

Jika tanaman padi kita sudah terlihat menguning dan menunduk, maka tandanya tanaman padi sudah siap untuk dipanen. Gunakan sabit untuk memotong tanaman padi dan alat perontok padi untuk memisahkan butir padi dari tangkainya.

Tahapan cara menanam padi di atas jika Anda praktekkan dengan baik, maka akan dihasilkan panen padi yang baik. Sebagai informasi tambahan, jika Anda menanam padi di area 1 hektar, maka Anda akan mendapatkan berat beras sekitar 5,7 ton. Namun, pada kemajuan teknologi saat ini telah ditemukan benih padi super unggul dimana dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan sekitar 15 ton beras.

Cara menanam padi organik juga sama dengan tanaman padi biasa. Yang membedakan hanyalah pupuk yang digunakan. Pupuk yang digunakan untuk tanaman padi organik adalah non kimiawi, seperti pupuk kandang. Pupuk jenis ini sangat mudah didapatkan, yakni dari kotoran sapi atau kambing. Sehingga jika Anda memang berencana menanam padi organik, maka kerjasama dengan peternak sapi dan kambing sangatlah dianjurkan.

Tanaman padi organik memilki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan padi konvensional. Selisih harganya antara Rp. 1000 – Rp. 2000 rupiah per kilogramnya. Selain itu dari segi kuantitas hasil produksinya, dengan asumsi kualitas benih yang sama, maka akan didapatkan hasil panen padi organik lebih banyak dari padi konvensional.